[ Cerpen] Berapa Kali Mama Menciumi Setiap Harinya?

Seberapa Besar Cintamu pada mama?

 

Bebe seorang gadis kecil, usianya baru lima tahun. Meski sudah kelas TK B, Bebe masih belum bisa mandi sendiri.
Dia masih dimandikan mama.
Bebe sangat senang karena kalau mandi, mama suka main balon-balonan dari sabun. Dan mama cium lagi, cium lagi.

Sampai-sampai pakaian mama basah karena Bebe bergelayutan dileher mama. Ha…ha…!

Kemarin Bu Guru di sekolah Bebe bertanya,”Seberapa besar cintamu pada mama?”

“Sebesar rumah, Bu Guru.”

“Sebesar gunung, Bu Guru.”

“Sebesar lemari, Bu Guru.”

Bebe dan teman-temannya berebut menjawab pertanyaan Bu Guru. Bu Guru tertawa senang.

Lalu Bu Guru menerangkan dan bercerita tentang kasih sayang orang tua. Lalu diakhiri dengan memberikan sebuah pertanyaan sebagai PR.

“Berapa kali mama menciummu setiap harinya?”

Nah, itulah sebabnya sejak pagi ketika mama membangunkannya, Bebe sudah mulai menghitung berapa kali mama menciumnya.

 

Bebe Mulai Menghitung

 

“Sayang, bangun, yuk.! Cup…cup…” mama menepuk nepuk paha Bebe seraya terus mencium pipi kanan-kiri, hidung, dan kening Bebe.

Bebe meregangkan tangannya dan memeluk mama. Dia mulai menghitung, 1-2-3-4-5 ….6-7-8.

“Aduh, sudah berapa kali mama mencium aku tadi, ya?”

Bebe tidak sempat menghitung. Jari tangannya tidak cukup untuk menghitung berapa jumlah ciuman mama.

Belum lagi papa yang ikutan datang masuk kamar dan langsung menggendong Bebe. Papa juga cium dan peluk-peluk Bebe.

Semakin susah Bebe menghitung. Sudah berapa kali papa dan mama memeluk dan menciumnya sepagi ini.

Belum lagi waktu mandi. Sambil main balon-balonan dari sabun, mama mencium pipi Bebe berapa kali, ya? Pokoknya tidak terhitung.

[Cerpen] Hadiah dan Tanda Sayang di Hari Ibu

 

Lalu ketika mama pakaikan baju sekolah dan menyisir rambut Bebe. Mama cium terus. Berapa kali, yaa? Bebe juga cium mama, Bebe sayang banget sama mama.

Ketika sarapan juga. “Makan yang banyak, yaa, Sayang. Cup!” Kena lagi deh pipi Bebe dicium mama.

Coba, sudah berapa kali mama mencium Bebe sepanjang pagi? Dua puluh kali? Lima puluh?

Aduuh, Bebe mana bisa menghitung sebanyak itu. Tapi Bebe merasakan banyak sekali dan Bebe senang sekali.

Aduh, nanti Bebe harus menjawab apa ya sama Bu Guru? Bebe enggak bisa menghitungnya.

Belum lagi kalau Bebe berangkat sekolah. Bebe akan mencium tangan mama dan mama pasti cium Bebe lagi. Tuh, sudah berapa kali?

Sepulang sekolah, mama mencium lagi. Bobok siang, mama cium lagi. Bangun bobok siang, abis mandi sore, cium lagi, cium lagi.

Ketika minum sore dan nonton televisi, mama pasti cium juga. Mana ciumnya banyak sekali. Bebe pasti balas mencium mama juga. Karena Bebe sayang sama mama.

Oh, iya. Pas mau bobok malem. Mama suka dongeng dulu. Dan cium lagi. Peluk lagi.

Maaf, Bu Guru. Bebe enggak bisa hitung berapa kali mama cium dan peluk Bebe sepanjang hari`

 

Jadi, Berapa Kali Mama Menciumi Setiap Harinya?

Bebe menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Ada apa, Be. Kok geleng-geleng kepala?”

“Ada PR dari Bu Guru, Ma,” jawab Bebe.

“PR apa? Kok baru memberi tahu mama sekarang? Mana PR-nya?”

“Bu Guru bertanya, berapa kali mama menciummu setiap hari?”

“Oh, Bebe jawab apa? Berapa kali?” tanya mama

Bebe menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Enggak tau, Mama.” jawab Bebe.

“Sepuluh kali?” tanya mama.

“Lebih, Ma,” jawab Bebe

“Seratus kali?” tanya mama lagi.

“Enggak tau, Mama,” jawab Bebe.

“Setiap hari mama banyak sekali cium Bebe. Enggak bisa Bebe hitung pakai jari,” kata Bebe sambil menunjukkan kesepuluh jarinya ke mama.



 

Mama tersenyum.
Lalu mama memeluk dan mencium Bebe lagi.
“Ini yang keberapa?” tanya mama.

Bebe menatap lekat mata mama penuh cinta, “Bebe enggak tau, Ma.”

Bisa jadi seratus kali, bisa jadi juga seribu kali. Bahkan sejuta kali dalam sehari. Pokoknya tidak terhingga.
Peluk dan cium mama adalah sebuah bentuk kasih sayang mama kepada anaknya.
Dan itu tidak terhitung, jumlahnya tidak terhingga.
Bebe memang tidak bisa menghitungnya, tapi Bebe bisa merasakan kalau Bebe sangat sayang sama mama.

Sebesar dunia. Bukan sebesar lemari, atau sebesar rumah seperti kata teman-teman Bebe di sekolah.

Ya, sekarang Bebe tahu jawabannya.

“Bebe berangkat sekolah dulu, yaa, Ma,” ucap Bebe pamit sambil cium tangan mama penuh rasa sayang.

Bebe sayang sama mama.

Editor: Dian. Hendrawan

#Day2
#Cernak
#joeraganartikel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *