Oleh: Indri Hendayanti “Bismillah…” ucap Khawlah ketika memasuki pintu masuk gedung utama Museum Mulawarman sambil memandangi sekelilingnya. Gedung utama museum Mulawarman ini dulunya adalah istana...
Read More >>Belajar Kesultanan Kutai di Museum Mulawarman (Bagian 3)
Bagian 3 Patung-Patung yang Aneh Setelah puas melihat-lihat ruang utama Museum. Khawlah beserta keluarga berjalan menuju ruangan lain didampingi Kak Gusti Dini. “Tadi kita telah...
Read More >>[Cerbung] Empat Petualang Cilik
Bagian 4 “Dan, kamu gelar dong tikarnya,” pinta Alvin saat mereka baru sampai di bukit pagi ini. “Aku bawa plastik. Kalau harus bawa tikar, susah...
Read More >>[Cerbung] Botol Plastik Oh Botol Plastik
Karya Chanifah N.A Sabtu sore yang cerah, seperti biasa Hilmy dan teman-temannya berlatih sepak bola di lapangan desa. Setelah lelah bermain, Hilmy pun pulang dan...
Read More >>[Cerbung] Nenek, Maafkan Nina (Bagian 4)
Oleh: Yunita Soekandar Nina terbangun mendengar ketukan pintu kamarnya. “Nina, bangun, sudah subuh!” panggil Kak Dimas. “Iya, Kak,” Nina segera bangun dan membereskan tempat...
Read More >>[Cerbung] Keni Hani Banni ( Bagian Ketiga)
Part 3 “Nah, ini dia Keni udah pulang. Kok lama, Ken? Upi udah nunggu dari tadi lo,” sambut Ibu begitu Keni menyentuh pagar. Pandangan...
Read More >>[Cerbung] Ibu, Apakah Aku Cantik?
Ibu adalah seorang wanita yang bekerja. Orang-orang menyebutnya wanita karir, yaitu wanita yang bekerja di suatu perusahaan dan menjalani perubahan jenjang supaya bisa terus naik...
Read More >>[Cerbung] Nenek, Maafkan Nina (Bagian 3)
Nek, Nenek dimana? Nina mengajak Putri dan Lena untuk segera pulang. Setelah berpamitan, ketiganya berpisah di depan sekolah. Nina mengayun langkahnya lebih cepat. Hampir satu...
Read More >>[ Cerbung ] Ibu, Temani Aku Sekolah
Andai Ibu menemaniku di Sekolah Hari ini, Ratu malas bangun pagi. Berkali-kali Ibu membangunkan tetapi Ratu masih mengantuk dan terus tertidur lagi. “Ma, titip bangunkan...
Read More >>[Cerbung] Aku Seorang Petualang
Bagian 1 “Bunda, cepet sini bunda,” Umar berteriak dari halaman depan rumah. “Cepetan Nunda, aku enggak bisa tahan lagi,” ujar Umar lagi. Bunda yang masih...
Read More >>