Mumut adalah seekor semut hitam yang suka melukis. Ia mewarisi bakatnya tersebut dari ibunya. Suatu hari, Mumut melewati pasar di dekat rumahnya. Di pasar itu, ramai kawanan semut merubungi papan pengumuman. Mumut jadi penasaran. Ia ingin tahu ada kabar apa hari ini.
Kabar Gembira
โPermisi, permisi, aku ingin melihat papan pengumuman!” ujar Mumut berteriak.
Mendengar suara Mumut, kerumunan semut pun membuka jalan, sehingga ia bisa lewat tanpa berdesak-desakkan.
Sesampainya di depan papan pengumuman, Mumut langsung membaca berita yang terpampang.
Wajah Mumut terlihat semringah. Ternyata, berita itu tentang perlombaan melukis saat festival tahunan di Desa Gula. Mumut pun segera berlari pulang untuk memberitahukan kabar gembira mengenai kompetisi itu pada ibunya.
๐๐ฌ๐ถ ๐ฉ๐ข๐ณ๐ถ๐ด ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ช๐ต๐ข๐ฉ๐ถ ๐๐ฃ๐ถ ๐ฌ๐ข๐ญ๐ข๐ถ ๐ฏ๐ข๐ฏ๐ต๐ช ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ข๐ฅ๐ข ๐ญ๐ฐ๐ฎ๐ฃ๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ญ๐ถ๐ฌ๐ช๐ด. ๐๐ฌ๐ถ ๐ฃ๐ช๐ด๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ญ๐ถ๐ฌ๐ช๐ด ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ด๐ข๐ฎ๐ข-๐ด๐ข๐ฎ๐ข ๐ช๐ฃ๐ถ, kata Mumut dalam hati dengan senyum mengembang di bibir mungilnya walaupun napasnya tersengal-sengal karena berjalan sangat cepat.
Tiba di rumah, Mumut memanggil ibunya.
โIbu, Mumut pulang. Mumut bawa kabar gembira, Bu!โ seru Mumut.
Anehnya, ia tidak menjumpai ibunya di dapur ataupun kamar. Mumut mulai khawatir.
๐๐ฃ๐ถ ๐ฌ๐ฆ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ข, ๐บ๐ข? ๐๐ข๐ฅ๐ข๐ฉ๐ข๐ญ ๐ต๐ข๐ฅ๐ช ๐ช๐ฃ๐ถ ๐ฃ๐ช๐ญ๐ข๐ฏ๐จ ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฃ๐ฆ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐จ๐ช๐ข๐ฏ ๐ฉ๐ข๐ณ๐ช ๐ช๐ฏ๐ช, ujarnya dalam hati sambil menggaruk-garuk kepalanya.
๐๐ฉ, ๐ฌ๐ถ๐ค๐ข๐ณ๐ช ๐ฅ๐ช ๐ต๐ฆ๐ฎ๐ฑ๐ข๐ต ๐๐ช๐ฃ๐ช ๐๐ฏ ๐ด๐ข๐ซ๐ข, ๐ฎ๐ถ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ช๐ฏ ๐๐ฃ๐ถ ๐ด๐ฆ๐ฅ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฐ๐ฃ๐ณ๐ฐ๐ญ ๐ฅ๐ช๐ด๐ข๐ฏ๐ข, kata Mumut dalam hati lagi seraya berjalan cepat menuju rumah bibinya.
Rumah itu hanya berjarak sekian jengkal ukuran tangan orang dewasa saja dari rumah Mumut. Benar saja, ibunya sedang ada di rumah Bibi An.
โIbuโฆIbu!” panggil Mumut, โada kabar baik, Bu,โ ucap Mumut dengan wajah berpeluh karena berjalan cepat. Ibunya menoleh ke arah Mumut dan segera mendekati.
โAda apa, Mumut? Kamu kok nampak tergesa-gesa sekali?โ tanya Ibu penasaran.
Setelah mengatur napas dan tenang, Mumut pun memulai percakapan.
โBu, tadi Mumut ke pasar terus banyak sekali kerumunan semut-semut di depan papan pengumuman. Usai ikut membaca berita di papan tersebut, Mumut tahu kalau sebentar lagi akan diadakan festival tahunan, Bu. Lalu, ada lomba melukis juga. Mumut ingin sekali ikut kompetisi itu bersama Ibu seperti tahun-tahun sebelumnya,” ujar Mumut dengan wajah penuh harap.
Ibunya Mumut menatap anaknya dengan lembut.
โOh, jadi, Mumut berjalan cepat tadi kemari untuk menyampaikan berita itu?โ tanya ibu Mumut lagi.
Mumut hanya mengangguk. Ia amat menantikan jawaban ibunya. Tak sabar rasanya meliukkan kuas penuh cat berwarna-warni di atas kanvas bersama ibu di kompetisi melukis tahunan.
Keraguan
โMumut, tahun ini adalah tahunmu.โ ucap ibunya Mumut perlahan.
Mumut merasa tidak paham dengan ucapan Ibu.
โTahunnya Mumut, Bu?โ Mumut mengulangi ucapan ibunya dengan nada bertanya.
โIya, sayang. Tahun ini usia Mumut sudah cukup untuk mengikuti kompetisi itu sendirian. Mumut tidak perlu menemani ibu lagi. Ibu akan mengikuti kompetisi yang sesuai dengan kategori usia ibu, sementara Mumut bisa mendaftar untuk berlomba di kategori usianya Mumut. Nanti, ibu akan membelikan kuas dan peralatan lukis untuk Mumut,โ ucap ibunya Mumut panjang lebar.
Mumut yang semula semangat, kini tampak murung. Ia jadi tidak bersemangat. Bagaimana mungkin ia akan berlomba tanpa kehadiran ibu di sampingnya? Selama ini, ibunyalah yang selalu memberitahu komposisi warna dan percampuran cat yang tepat untuk membuat gambar. Sekarang, mana mungkin ia membuat karya seperti itu.
Mumut bimbang.
Editor : Ira Mutiara