[Cerbung] Siapa yang Membakar Sampah?

Siapa yang Membuang Sampah (Bagian 1)

Pagi yang cerah, matahari hangat menyinari bumi. Burung-burung berkicau sangat merdu, melompat dari dahan satu ke dahan yang lainnya. Jalanan tampak legang, padahal hari  hari Senin. Di rumah Hilmy pun tampak sepi, Ayah sudah berangkat ke kantor, sedangkan Bunda sedang menjemur baju di halaman belakang.

“Aaa, bosan!” teriak Hilmy mengagetkan Alya yang sedang mengikuti pembelajaran melalui geogle meet.

“Mas, jangan kencang-kencang suaranya!” teriak Alya kesal.

https://yuknulisyuk.com/hindun-binti-utbah/

 

Mengusir Kebosanan

Bunda yang baru masuk rumah hanya menggelengkan kepala. Sejak pandemi Covid-19, seluruh pembelajaran sekolah dihentikan, jadi tak heran jika anak-anak bosan karena mereka hanya berkutat dengan pelajaran lewat handphone ataupun laptop. mereka tak bisa bertemu dengan teman untuk bermain dan bercanda.

“Hilmy, bosan, ya? sini, bantuin bunda di halaman belakang,” ajak Bunda.

“Mau dibantuin apa, Bun?” tanya Hilmy.

Bunda hanya tersenyum, dia mengambil cangkul dan menyerahkan pada Hilmy. “ Ini untuk apa Bun?” tanya hilmy heran.

“Untuk mencangkullah, masak buat menulis,” canda Bunda.

“Bunda,apaan, sih?” ujar Hilmy cemberut, dia  berjalan mengikuti Bunda ke halaman belakang.



 

Ada Asap yang Bikin Batuk, Siapa yang Membakar Sampah?

Bunda segera memberikan arahan pada Hilmy untuk mencangkul tanah karena akan mengubur makanan yang basi agar tidak mengundang lalat.

“Kenapa harus dikubur,Bun?” tanya Hilmy.

“Agar bisa menjadi kompos, lumayan kan? Daripada bau apak. Kalau dikubur bisa membuat subur tanaman,” jawab Bunda.

“Uhuk…Uhuk….Uhuk.” Hilmy batuk-batuk.

“Asapnya bikin batuk,siapa  yang membakar sampah?” tanya Hilmy dalam hati, sambil celangak celinguk mencari sumber asap. Dia berjalan mencari orang yang dengan sengaja membakar sampah plastik.

“Kakek Iyan! Sampah plastiknya jangan dibakar!” teriak Hilmy.

Kakek Iyan terkejut, dia tidak tahu kalau Hilmy sudah berada tak jauh dari tempatnya membakar sampah.

Kira-kira Kakek Iyan marah tidak yaa? Tunggu kelanjutannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *