[Cerpen] Hujan Lagi, Hujan Lagi

 

Langit sudah mulai gelap, pertanda hujan akan turun lagi, padahal baru pukul 3 sore.

“Kemarin sudah hujan, kenapa hari ini hujan lagi, bunda”, ujar Aqila kesal.

Seperti beberapa hari yang lalu, hujan terus membasahi bumi, deras sekali, kadang disertai halilintar.

Aqila bersungut, ia tidak bisa lagi main sepeda dengan Ainun dan Naima.

Sebelum hujan sering turun, mereka bertiga selalu bermain sepeda bersama, mengeliling komplek perumahan dan berakhir dengan main ayunan di taman pojokan dekat warung bu Aisyah.

Mereka akan membeli es krim di warung bu Aisyah, dan pulang ke rumah bersama.

Aqila kesal pada hujan, ia tidak suka hujan datang setiap hari, ia pasti hanya bermain di dalam rumah dan hanya bisa memandangi hujan dari balik tirai rumahnya.

“Bunda, kenapa hujan turun terus setiap hari, kenapa tidak diselang seling turun hujannya?”, Tanya Aqila pada bundanya yang sedang menggoreng pisang goreng kesukaan Aqila dan Rayyan, kakaknya.

Bunda seketika mematikan kompornya, dan mengajak Aqila untuk duduk di kursi meja makan.

“Aqila, mengapa Aqila marah dengan turunnya hujan, sayang”, kata Bunda dengan lembut.

“Aqila ingin sekali bisa main sepeda dengan Ainun dan Naima, Bunda”, jawab Aqila cemberut.

“Apakah Aqila tahu bila turun hujan adalah kesempatan emas doa kita akan didengarkan Allah?”, Tanya bunda.

Aqila menggelengkan kepala seraya berkata, “Benarkah itu Bunda?”

Bunda mengangguk seraya mengelus rambut lurus Aqila.

“Ayo ikuti Bunda membaca doa saat turun hujan, Allahumma Shoyyiban Nafi’an”, ucap Bunda dan diikuti oleh Aqila.

“Aqila tahu arti doa itu?”, Tanya Bunda.

Aqila menggeleng sambil memandang Bunda dengan wajah ingin tahu.

“Arti doa itu adalah ya Allah turunkan hujan yang bermanfaat bagi kami”, kata Bunda lembut.

“Nah, saat turun hujan, Aqila berdoa yang banyak, karena Allah akan mengabulkan semua doa kita”, kata Bunda.

Seketika Aqila mengangkat tangannya sembari komat kamit membaca doanya.

“Bunda, Aqila tidak akan kesal lagi kalau turun hujan”, kata Aqila sambil tersenyum.

“Tadi Aqila berdoa apa kepada Allah”, tanya Bunda.

“Aqila ingin punya boneka barbie yang baru, supaya bisa bermain bersama Ainun dan Naima, boneka barbie Aqila yang lama, kepalanya sudah botak, rambutnya rontok semuanya, Bunda”, ujar Aqila.

Bunda tertawa sembari memeluk Aqila.

Boneka barbie Aqila yang lama, nyaris setiap pagi diberikan shampoo oleh Aqila saat ia mandi, sehingga lama kelamaan tidak ada lagi rambut yang tersisa di kepala boneka itu.

“Insya Allah, Allah mengabulkan doa Aqila”, ujar Bunda dengan nada sungguh-sungguh.

Sejak saat itu, Aqila selalu gembira saat hujan turun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *