[Cerpen] NYEKER

Sore itu, setelah selesai mandi Firnas bergegas mencari Mama yang sedang berada di dapur.

“Ma, Firnas main ke lapangan ya,”kata Firnas pamit sambil cium tangan mama sekenanya.

“Heh, jangan lari-lari Firnas. Jangan lupa pakai sandalnya ya!”teriak Mama sambil geleng geleng kepala melihat kelakuan lucu anak keduanya itu.

Firnas adalah anak kedua umurnya masih 7 tahun, baru kelas satu SD.

Untuk anak kelas satu SD Firnas terbilang bongsor, tingginya hampir sama dengan kakaknya Adit, yang sudah kelas tiga SD.

Kedua anak Mama ganteng semua, rambutnya kriwil kriwil.

“Mirip papa,” seloroh papa sambil tertawa.

“Masya Allah, iyalah ganteng kayak Papa karena anaknya kan cowok semua. Masa cantik. Cuma Mama di sini yang paling cantik di rumah.” Balas mama sambil tersenyum.

Firnas selalu bermain dilapangan bersama Kak Adit dan teman lainnya pada sore hari

Dari rumah Firnas memakai sandal Naruto birunya yang baru dibelikan mama seminggu yang lalu. Akan tetapi setelah sampai di lapangan sandal itu dilepas. Firnas nyeker lagi.

Kak Adit selalu mengingatkan Firnas untuk menggunakan sandalnya setiap kali bermain bersama.
Tapi Firnas bandel.

“Enggak enak Kak, sandalnya suka copot sendiri kalau Firnas lagi lari-lari,”begitulah alasan yang selalu Firnas beri.

———

Suatu hari.
“Mama!” teriak Firnas sambil menangis.
Mama terkejut, Mama tergopoh gopoh menghampiri Firnas.

“Ada apa, Sayang?”tanya Mama.

“Sakit, Ma ..”Firnas menunjuk kakinya yang berdarah.

“Astaghfirullah! Firnas kenapa? Tunggu Sayang, tenang ya,”kata mama sambil memapah Firnas ke kursi teras.

“Huhuhu, sakit mama!” seru Firnas sambil menangis.

“Kenapa Dek? Pasti nyeker lagi.”kata kak Adit sambil membantu melurudkan kaki adiknya.

“Huhuhuuu, sakit!” Teriak Firnas.

Ternyata kaki Firnas tertusuk beling ketika bermain di lapangan. Untung belingnya tidak besar, sehingga mama tak kesulitan mencabutnya dari kaki Firnas.

“Aduh!”

“Tenang Sayang, enggak apa, kok. Darahnya cuma sedikit. Mama beri obat dulu yaa.”kata Mama sambil memonyongkan mulutnya meniup bagian luka Firnas.

Mama membubuhkan obat merah ke luka Firnas lalu membalutnya dengan plester.

“Sudah Mama obati, jangan nangis lagi ya.”hibur mama sambil mengecup kening Firnas.

“Makanya jangan nyeker. Sudah dibeliin sandal bagus bagus enggak mau dipake,”kata Kak Adit.

“Huhuhu Mama!” teriak Firnas menangis lagi

“Cengeng, luh. Jual lagi aja ya sandalnya”ledek kak Adit sambil tertawa.

Sejak kejadian itu, selama satu Minggu Firnas tidak bisa bermain ke lapangan bersama teman-temannya.

Firnas sedih.
Benar kata mama, kalau sedang bermain di luar harus menggunakan alas kaki, baik sepatu atau sandal. Agar kaki kita aman dan tidak terluka bila kita menginjak duri, batu atau beling.
Firnas kapok.

“Maafkan Firnas ya, Ma. Firnas janji kalau sudah sembuh akan selalu pakai sandal jika bermain di lapangan,” kata Firnas sambil memeluk Mama.

“Nah gitu dong,”kata papa dan Kak Adit yang tiba-tiba sudah nongol.

Di kedua tangan papa sudah ada dua es krim.

“Ini satu buat Kakak. Satu lagi buat Adik.”kata papa sambil menjulurkan tangannya ke arah Kak Adit dan Firnas.

“Terimakasih, Pa.”

Dan Firnas menepati janjinya, stelah sembuh. Kemanapun Firnas pergi sudah tidak nyeker lagi.

Penulis : Ade Tauhid

Editor : Nonz Ati

#day1
#even10harimenulisceritaanak
#joeraganartikel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *