Warung Bibi Rumi
Oleh : Wien Purwandini
Naura dan Bunda baru saja selesai salat asar. Setelah mencium tangan Bunda, Naura membantunya melipat sajadah.
“Wah, Naura pintar. Lipatannya semakin rapi saja,” ujar Bunda sambil mencubit pipi Naura dengan lembut.
Naura tersipu. Ia senang sekali karena Bunda memuji hasil kerjanya. Naura selalu berusaha melakukan yang terbaik. Ia mencontoh Bunda yang selalu rapi mengerjakan apa pun di rumah.
“Naura mau pisang goreng keju?” tanya Bunda.
Mendengar kata pisang goreng keju, senyum Naura merekah. Pisang goreng keju adalah camilan favoritnya.
“Tapi, sepertinya bunda harus belanja dulu karena tepung terigu dan minyak goreng habis,” kata Bunda.
“Ikut belanja ya, Bun. Aku mau jajan es krim cokelat!” seru Naura girang.
“Bunda mau belanja di warung Bibi Rumi. Tidak ada es krim cokelat di sana,” ujar Bunda.
“Kenapa di warung Bibi Rumi? Kita ke toko swalayan di depan komplek saja, Bun. Ada es krim di sana. Tempatnya dingin. Enggak seperti warung Bibi Rumi. Panas dan tidak ada es krim,” ujar Naura lagi.
Bunda tersenyum lalu berkata, “Naura, Bibi Rumi perlu kita bantu. Bukankah sekarang suaminya sedang sakit dan tidak dapat bekerja? Bibi Rumi harus menghidupi keluarga mereka.”
Naura memandang bundanya dengan heran dan berkata, “Kan, kita mau belanja, Bun. Kenapa … ”
“Justru dengan berbelanja di warung Bi Rumi, kita bisa membantunya. Keuntungan dari barang yang kita beli di warungnya bisa Bi Rumi gunakan untuk menghidupi keluarganya,” jelas Bunda.
Naura menganggukkan kepala. Tiba-tiba terlintas di benaknya wajah Bibi Rumi, yang tinggal beberapa blok dari rumahnya. Perempuan itu berwajah ramah. Ia punya sepasang anak kembar seusia Naura. Amira dan Namira namanya. Mereka adalah teman mengaji Naura di mushala.
“Naura, tahu hadis Rasulullah soal saling tolong menolong? tanya bunda. “Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat,” bunda melanjutkan.
“Tahu, Bun, apalagi mukmin itu tetangga kita,” jawab Naura.
“Betul, Sayang. Naura hapal hadisnya?” tanya Bunda.
Hapal, Bun. Sebaik-baik tetangga adalah yang paling baik terhadap tetangganya,” Naura menjawab dengan riang.
“Pintar anak Bunda. Ayo bersiap. Kita belanja di warung Bibi Rumi sekarang supaya saat Ayah pulang kerja nanti, pisang gorengnya sudah siap,” ujar Bunda sambil mengusap kepala Naura.
Naura bersorak gembira. Bergegas ia mengganti baju rumah dengan gamis dan tak lupa mengenakan jilbabnya.
Ia merasa bahagia karena akan ikut Bunda belanja. Ia juga akan membantu Bibi Rumi, ibu dari Amira dan Namira sahabatnya, dan serta ayah mereka yang sedang sakit.
Setelahnya, ia akan menikmati pisang goreng keju kesukaannya bersama Ayah dan Bunda.
Naura senang sekali hari ini. Ia sangat bersyukur kepada Allah.
Editor : Saheeda Noor#joeraganartikel
#eventcernak
#day2