[Dongeng] Rumah Baru Si Kura-kura

Kura-kura sangat bahagia hari ini. Ia baru saja selesai mandi di sungai, dan berencana berjemur sesudahnya. Kura-kura lalu menggelar daun-daun besar di tepi sungai. Ia tak ingin badannya kotor lagi oleh tanah. Tiba-tiba terdengar suara berisik dari dalam hutan. Kening kura-kura berkerut, kenapa teman-temannya ribut?

“Hei, Kura-kura! Zeus akan menikah, ia mengundang kita semua!” seru Rusa gembira.

Seruan Rusa disambut sorakan gembira binatang hutan lainnya. Kening Kura-kura tambah berkerut. Oh, tidak! Bagaimana dengan rencana berjemurnya setiap hari? Zeus pasti marah kalau ia tidak datang ke pesta pernikahannya nanti. Tapi jumlah binatang sangat banyak, Zeus takkan tahu kalau ia tidak datang.

[ Dongeng ] Legenda Gunung Srilaki

 

“Oh, betulkah seperti itu, Rusa?” tanya si Kura-kura kemudian. Ia pura-pura ikut senang.

Semua penghuni sangat mengagumi Dewa Zeus. Tapi mereka juga takut dengan kemarahannya. Zeus sangat mudah tersinggung, jadi semua binatang harus hati-hati bersikap padanya.

“Kita akan memberi Zeus hadiah apa?”  tanya Merak penuh semangat.

Para binatang langsung sibuk mengajukan usulan. Mereka ingin memberi Zeus hadiah yang spesial di hari pernikahannya nanti. Sementara itu, si Kura-kura perlahan menyingkir. Ia lebih memilih berjemur di tepi sungai daripada ikut berdiskusi soal hadiah.

Ke Mana Si Kura-kura?

Akhirnya, hari pernikahan Zeus pun tiba. Semua binatang hadir dengan hadiah terbaiknya. Mereka meringkik, mendengus, mengonggong, mengaum, dan berkicau dengan gembira. Zeus sangat bahagia melihat para binatang senang. Ia mengamati para tamu satu persatu. Tiba-tiba matanya menyipit, seperti mencari sesuatu.

“Di mana si Kura-kura?” tanyanya pada sang istri.

“Entahlah, aku tidak melihatnya?”

“Kau yakin tidak melihat si Kura-kura?” Zeus kembali bertanya. Hatinya penasaran.

Istri Zeus menggeleng tegas. Kura-kura memang tidak datang ke pesta. Zeus sangat penasaran kenapa Kura-kura tidak datang. Akhirnya ia pun pergi mencari Kura-kura.

Sementara itu, si Kura-kura tengah bahagia. Badannya hangat karena disirami sinar matahari. Yah, Kura-kura sedang berjemur di tepi sungai.

“Hei, Kura-kura! Kenapa kamu tidak datang ke pestaku?” Suara Zeus terdengar sangat kesal.

Kura-kura langsung melompat karena terkejut. Badannya gemetar ketika melihat tubuh Zeus yang tinggi besar menjulang di hadapannya. Ia lalu bersembunyi di bawah daun yang besar. Otak kura-kura jadi tumpul tidak bisa berpikir. Tenggorokannya juga mendadak kering. Ia tak tahu harus menjawab seperti apa. Saking ketakutannya, Kura-kura jadi asal menjawab saja.

“Ka-karena tidak ada tempat yang senyaman rumah,” jawabnya gugup.



 

Kutukan Dewa Zeus

Zeus mendengus marah mendengar jawaban Kura-kura. “Baiklah kalau begitu, Kau akan membawa rumahmu ke mana pun kau pergi!” teriak Zeus. Suaranya menggelegar hingga terdengar oleh para binatang yang tengah berada di tempat pesta.

Kura-kura terdiam ketakutan. Ia merasakan ada yang tumbuh di punggungnya. Lama-kelamaan benda itu semakin besar dan menutupi tubuhnya. Sejak saat itulah Kura-kura punya tempurung di tubuhnya. Jalannya juga jadi lambat karena tempurung itu sangat berat.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *