[Cerbung] Keni Hani Banni ( Bagian Ketiga)

Part 3

 

“Nah, ini dia Keni udah pulang. Kok lama, Ken? Upi udah nunggu dari tadi lo,” sambut Ibu begitu Keni menyentuh pagar.

Pandangan Keni jatuh pada sosok yang duduk di teras. Upi!

Dia tersenyum lebar seolah tak terjadi apa-apa. Memakai kaos kuning dan celana panjang berwarna cokelat tua, dia tampak cantik.

Di sampingnya Kak Tya dalam balutan kaos merah muda bergambar Putri Aurora. Seperti biasa, Kak Tya terlihat cantik seperti bidadari.

Keduanya tampak gembira. Entah apa yang mereka bicarakan, saat ini Keni tak mau tahu.
“Maaf, Bu. Aku terlambat,” jawab Keni lesu.
Ibu menatap anak gadisnya itu lekat.

“Lo, Ken. Seragammu kenapa? Kok bisa kotor gitu?” Ibu mendekat dan berkerut melihat noda besar di seragam Keni.

“Enggak apa-apa, Bu. Nanti aku bersihkan sendiri. Maaf, aku mau masuk dulu.”
Keni berlalu tanpa menyapa Upi.

“Hei, Ken, Upi, apa kalian bertengkar?” selidik Ibu.

“Enggak kok, Tante. Kami baik-baik saja. Iya kan, Ken?” jawab Upi cepat. Dia merangkul bahu Keni sambil tersenyum lebar.

Keni mengangguk. Dia terlalu lelah untuk menjawab. Saat ini di pikirannya hanya satu, tidur.



 

Mimpi Menjadi Puteri

Hari ini terlalu melelahkan dan Keni ingin beristirahat di kamarnya. Dia bahkan tidak ingin tahu mengapa Upi berada di rumah mereka.

Makanya setelah membersihkan diri dan salat dia berbaring di kamar. Tak perlu waktu lama, Keni langsung masuk ke alam mimpi.

Di sana Keni menjadi seorang putri yang cantik. Dia memakai gaun indah yang dipenuhi mutiara.

Di sekelilingnya ada dayang-dayang yang siap membantu.

Keni senang sekali. Terutama ketika dia tahu kalau salah satu dayangnya adalah Upi.

Keni selalu memberinya tugas yang berat. Mencuci baju, menyiapkan sepatu, sampai memasak makanan kesukaan Keni.

Namun, Upi tak pernah mengeluh. Dia selalu tersenyum dan memandang Keni penuh kekaguman.

[ Cerbung] Keni Hani Banni (Bagian 1)

 

Menjadi seorang putri, Keni sangat bahagia. Dia menari dan berputar-putar kian kemari. Hingga tanpa sengaja kakinya tersandung dan jatuh ke lantai. Keni tak sadarkan diri.

“Ken, Ken, bangun!”
Seseorang menepuk-nepuk pipinya.

“Ken, Ken, bangun!”
Kali ini bukan hanya pipinya yang ditepuk. Orang itu mengguncang tubuh Keni dengan keras.

“Kelinci madu, cepat bangun. Kalau enggak, jatah makan siangmu aku habiskan, ya!”

Mendengar itu Keni langsung bangun. Perlahan kedua matanya terbuka.

Pandangannya langsung jatuh pada wajah usil Upi.

“Keni, Keni, dengar kata “makan” aja langsung bangun.” Upi dan Kak Tya terkikik.

“Huh, kalian nakal!” teriak Keni sambil melempar bantal. Kak Tya dan Upi langsung lari sambil terus tertawa.

Ibuuu, Keni enggak mau makan. Katanya mau puasa sampai bulan depan!” teriak Kak Tya disambut cekikikan Upi.

Tak mau tinggal diam, Keni bangkit dan mengejar keduanya dengan geram.

Bersambung

 

Editor: Nonz Ati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *