[Kisah Sahabiyah] Nusaibah Binti Ka’ab

 

Nusaibah adalah istri seorang laki-laki bernama Said. Dia salah satu wanita yang masuk Islam saat awal Rasul memulai dakwahnya.

Suatu hari saat Nusaibah berada di dapur, tiba-tiba terdengar gemuruh. Suaminya Said, sedang berisitirahat di biliknya.

“Apakah kaum kafir menyerang lagi?” gumam Nusaibah.

Gegas Nusaibah menuju bilik, mendekati dan membangunkan suaminya dengan penuh kelembutan. Said tersentak dan menyesal mengapa bukan dia yang terlebih dahulu mendengarnya malah istrinya.

Said segera mengenakan baju perang dan menyiapkan kuda untuk membantu pasukan Islam berperang dalam Perang Uhud.

“Ya suamiku, bawalah pedang ini jangan pulang sebelum Islam menang,” ujar Nusaibah.

Said segera melajukan kudanya menuju medan perang daan langsung terjun membantu pasukan Islam. Rasul tersenyum kepadanya dan itu menjadi penyemangat buat Said membela Islam.



 

Syahidnya Suami Nusaibah

Nusaibah bersama Amar dan Saad menunggu dengan gelisah di rumah. Tiba-tiba datang seorang prajurit berkuda ke rumah Nusaibah.

“Salam ibu dari Rasul , aku mengabarkan bahwa suamimu, Said, syahid di medan perang’ ujarnya

“Innalillah, suamiku telah syahid,” jawab Nusaibah.

Nusaibah mendekati kedua putranya dan meminta Amr untuk menggantikan ayahnya, Said, menuju medan perang.

“Amr, buat Ibu bahagia dan berangkatlah ke medan perang!” ujar Nusaibah.

Amr melajukan kudanya dan segera menuju medan perang dan bertemu Rasul.

“Ya Rasul, saya Amr putra Said dan Nusaibah mengizinkan membantu menggantikan ayahku,” kata Amr kepada Rasul.

Rasul tersenyum bahagia menyaksikan Amr yang gagah berani bertempur.

Tiba-tiba datanglah prajurit mengabarkan bahwa Amr gugur pula mengikuti ayahnya syahid di medan perang. Nusaibah sedih bukan karena kehilangan putranya. Namun, dia bingung siapa lagi yang diutus menggantikan Amr.

Saad akhirnya mengajukan diri untuk menggantikan Amr, kakaknya. Dia pun ingin membantu perang dan syahid. Nusaibah bersyukur bahwa Saad mau menggantikan kakaknya dan merelakannya untuk berperang.

[Cerbung] Keteguhan Hati Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam

 

Akhirnya saat kabar Saad datang gugur dan syahid di medan perang dan Nusaibah ingin menggantikan maju ke medan perang.

Rasul belum mengizinkan, dan meminta Nusaibah menjadi pasukan muslimah yang mengurusi logistik dan obat-obatan. Keridhoaanya atas meninggalnya seluruh keluarganya sungguh luar biasa.

Nusaibah meninggal dunia dengan tenang beberapa tahun setelah perang Yamaman. Kematiannya disambut ribuan malaikat mengantarkan ruhnya menghadap Allah Penguasa Alam. Namanya harum dan tertulis dengan tinta emas.

Subhanallah Allahu Akbar.

Fitri Junita
(Editor)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *