Opini atau Fakta? Yuk, cari tahu bedanya!

Oleh : Evie Latifah

Sahabat Yuk Nulis Yuk mari kita mengetahui lebih jauh tentang artikel yang termasuk katagori OPINI.

Opini biasanya selalu disandingkan dengan FAKTA.
Sebuah artikel bisa mengandung keduanya. Paragraf-paragraf yang ditulis kadang-kadang merupakan sebuah fakta, tapi paragrap selajutnya lebih terkesan opini. Bisa jadi satu paragraph memuat keduanya.

Untuk mengetahui perbedaannya simaklah uraian berikut ini:

DEFINISI dan MAKNA

Jika membaca Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi fakta adalah suatu hal yang benar-benar ada dan terjadi. Sedangkan opini, terdiri dari 3 pengertian yakni pendapat, pikiran dan pendirian

Salah satu contoh fakta adalah kalimat yang berlandaskan data dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Artinya apa yang di tulis sesuai berdasarkan yang sudah terjadi di lapangan.

Sementara contoh opini merupakan bentuk pernyataan subjektifitas seseorang terhadap sesuatu. Subjektifitas seseorang dalam hal ini penulis bisa berlandaskan berbagai macam sudut pandang. Biasanya dari sudut pandang profesi.

Misal suatu kasus tentang Human Trafficing atau Perdagangan Manusia. Seorang penulis berlatar belakang seorang ahli hukum tentunya artikel yang dibuat berdasarkan subjektifitasnya sebagai ahli hukum. Seorang sosiolog akan membahasnya dari sudut kemanusiaan dan lain-lain.

TIPS MEMBEDAKAN OPINI DAN FAKTA

Ciri-ciri kalimat atau pernyataan fakta:

1. Dapat dibuktikan kebenarannya.

2. Memiliki data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

3. Bersifat objektif, mengandung pertanyaan dengan unsur pertanyaan dari 5W+1H informasinya berasal dari kejadian yang sebenarnya dan memuat data yang bersifat kualitatif (data pernyataan) atau data kuantitatif (data angka).

4. Sumber data dapat ditelusuri

Ciri-ciri kalimat/pernyataan opini:

1. Terdapat kata-kata tertentu dalam setiap kalimatnya. Misal : menurut pendapat saya, kemungkinan yang akan terjadi, diperkirakan, dikhawatirkan, dipandang perlu, jika, seharusnya, dan lain-lain

2. Sebagian besar tidak memiliki data yang akurat, hanya memprediksi.

3. Bersifat subjektif dari sudut pandang penulis. 4. Bisa dijadikan acuan bisa juga tidak.

 

BEBERAPA CONTOH DALAM BENTUK KALIMAT DAN PARAGRAF

1. Contoh lain kalimat berdasarkan fakta

– Pemilu tahun 2019 akan dilaksanakan serentak diseluruh wilayah Indonesi pada 17 April.
– Gunung Bromo merupakanslah satu tujuan wisata di Jawa Timur.
– Ridwan Kamil Gubernur Jawa Barat terpilih periode 2018-2023.
– Smartphone android dan iphone menguasai 95% pasar smartphone dunia.
– Tiga unicorn terbesar di Indonesia Tokopedia, Go-jek dan Traveloka.
– 17 Oktober 1999 ibu menikah dengan dengan bapak.
– Bapak guru Yudi tidak hadir karena sakit
– Hadir 150 undangan pada pertunjukan teater itu.

 

2. Contoh kalimat opini tentang kehidupan sehari hari sebagai berikut:

– Chief Executive Officer Bukalapak Achmad Zaky mengklaim bahwa perusahaan yang didirikannya telah sukses meraih gelar “unicorn” menyusul tiga start up Indonesia lainnya.
– Pengamat politik Yunarto Wijaya menyebut, bahwa fenomena dengan adanya pencalonan legislatif dari berbagai profesi menunjukkan euphoria politik makin diminati oleh semua kalangan.
– Kemungkinan besar kebijakan pemerintah tentang kenaikan gaji pegawai negeri (PNS) dan aparatur sipil negara (ASN) cukup efektif menarik suara 4,5 juta PNS di Pemilu April mendatang.
– Sebagian besar kalangan menilai, pemerintah tidak sepatutnya menaikkan tarif dasar listrik secara diam-diam.
– Jika orang telah menemukan passion-nya maka dia akan bahagia.
– Kita nonton bioskop yuk, akhir pekan nanti?

 

3. Contoh kalimat fakta dan opini dalam satu paragraf.

Madu adalah hasil produksi lebah yang berasal dari nektar bunga dan berperan sebagai pemanis alami.(Kalimat fakta). Selain itu madu juga dipercaya memiliki khasiat menyembuhkan jerawat dan mungkin bisa digunakan untuk minuman yang segar dan manis rasanya.(Kalimat opini)

 

Nah, Sahabat sudah paham, kan? Jangan lupa untuk terus berlatih menulis dan mencoba berbagai bentuk tulisan, semakin banyak mencoba, Sahabat akan semakin mahir.

Semoga bermanfaat.

16 comments

  1. Wah bermanfaat banget, pembaca bisa jadi makin pintar memilah artikel yang di baca, untuk mengambil fungsinya dengan baik. Saya paling suka saat ada perpaduan antara fakta dan opini:)

    1. Ini yang biasa kita baca pada kolom opini di media massa. Fakta dengan bukti data ditulis di awal, lalu disusul dengan opini penulis berikut saran-saran bagaimana mencapai atau menjalankan opini yang dikemukakan penulis.

  2. Sebenarnya sudah jelas perbedaan antara opini dan fakta ya…
    Dengan pengetahuan tersebut, seharusnya kita bisa lebih bijak dalam menyebarkan sebuah tulisan. Apakah itu benar fakta yang nyata atau hanya opini saja?
    Cek, ricek baru share/not share.

    1. ya, betul. Dan masih banyak orang yang dengan gampang share tanpa melihat sumber berita berasal. Lebih buruk lagi share tanpa menyebutkan sumbernya. Salah-salah nanti dikira itu adalah opini pribadinya

  3. Info seperri ini harusnya dibagikan ke banyak orang, sehingga jadi tahu beda opini dan fakta.
    Bukannya opini yang belum tentu jelas malah disebarkan begitu saja.
    Saring sebelum Sharing.
    Cari fakta dulu biar tahu.
    Terima kasih ulasannya bermanfaat sekali

  4. Makin ngerti deh apa bedanya opini dan fakta. Supaya kita hati-hati menulis. Membaca berita pun demikian, supaya bisa memaknai apakah opini aja, atau opini berdasarkan fakta.
    Makasih penjelasannya…

  5. Nah ini ni yang musti diketahui sama pembaca. Apalagi di jaman internet kayak sekarang ya. Jadi bisa membedakan dan memilih mana info yang valid dan mana yang hanya sekedar opini belaka. Makasih ya mba sharingnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *