Disiplin adalah Teman hidup Sukses

Disiplin adalah Teman hidup Sukses, setiap orang berhak untuk sukses tanpa pandang bulu siapapun orangnya. Ukuran sukses seseorang diukur oleh bahagia dan kebahagian masing-masing orang .
Kedisiplinan memberikan kepercayaan dan dorongan untuk dapat meraih kesuksesan karena tanpa kedisiplinan seseorang tidak mampu melakukan sesuatu yang akan mengantarkan mereka kegerbang kesuksesan dan karena itu orang yang sukses pastinya akan lebih menghargai waktu,tenaga dan pikiran dengan sikap disiplin. Kedisiplinan membangun karater dan membantu menggapai sebuah tujuan serta  mengubah kesuksesan yang tidak mungkin menjadi suatu hal yang memungkinkan. Tanpa ada kedisiplinan dalam hidup kita tidak dapat merayakan apa yang namanya kesuksesan.

 

Disiplin adalah Teman hidup Sukses

Kedisiplinan tidak datang dengan sendirinya melainkan diciptakan oleh diri seseorang tersebut. Untuk menumbuhkan sikap disiplin dalam diri yang pertama diperlukan adalah niat yang kuat untuk berubah, memiliki sesuatu yang ingin dicapai sehingga terpacu melakukan perbuatan untuk mencapai sesuatu tersebut yang lama kelamaan akan menjadi suatu  kebiasaan untuk dilakukan walaupun sesuatu tersebut sudah dicapai, bekerjasama dengan orang yang memiliki disiplin yang tinggi sehingga termotivasi untuk menjadi disiplin, dan jangan menyia-siakan waktu karena waktu tidak dapat diulang sehiingga tidak akan merasakan penyesalan dikemudian hari.

Disiplin seringkali menyakitkan namun terkadang untuk mendapatkan apa yang diinginkan dapat menyebabkan penderitaan, tetapi perjuangan melewati itu semua akan memberikan hasil yang setimpal. Mario Teguh, ia pernah mengatakan “disiplin itu memang awalnya tidak enak, tapi tidak enaknya disiplin akan menyelamatkan kita dari penyesalan karena kesalahan dan kegagalan yang selalu disebabkan oleh ketidakteraturan. Memang disiplin tidak menjamin sukses, namun tidak ada sukses tanpa disiplin”

Menurut Ali Imron berdasarkan cara membangun sebuah kedisiplinan maka kedisiplinan dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu :

1. Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep otoritarian.

Pandangan dalam konsep ini menyatakan bahwa seorang anak dikatakan mempunyai tingkat disiplin yang tinggi manakala seorang anak tersebut mau menurut saja terhadap perintah dan anjuran seorang guru tanpa harus menyumbangkan pikiran pikirannya atau idenya. Seorang anak diharuskan mengiyakan saja terhadap apa yang dikehendaki seorang guru dan tidak boleh membantah. Dengan demikian maka seorang guru dalam membangun sikap disiplin seorang anak bebas memberikan tekanan kepada seorang anak. Dengan demikian anak takut dan terpaksa mengikuti apa yang diinginkan oleh seorang guru di sekolah agar kedisiplinan itu dapat terwujud.

2. Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep permissive.

Pandangan dalam konsep yang kedua ini merupakan pertentangan atau antitesa dari konsep ototarian,akan tetapi kedua konsep ini sama-sama berada pada sisi yang ekstrim. Menurut konsep ini seorang anak haruslah diberikan kebebasan seluas-luasnya di dalam kelas dan sekolah. Dengan demikian maka aturan-aturan di sekolah dilonggarkan dan tidak perlu mengikat pada anak. Dengan kata lain seorang anak dibiarkan berbuat apa saja sepanjang itu menurutnya baik.

 

3. Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep kebebasan yang terkendali atau kebebasan yang bertanggung jawab.

Konsep yang ketiga ini merupakan konvergensi dari konsep otoritarian dan konsep permissive. Pandangan dalam konsep ini menyatakan bahwa seorang siswa memang diberi kebebasan yang seluas-luasnya untuk berbuat apa saja. Akan tetapi seorang anak yang bersangkutan tidak boleh menyalahgunakan kebebasan yang diberikan, karena di dunia ini tidak ada kebebasan yang mutlak. Sebab dalam melaksanakan kebebasan tersebut ada batas-batas yang harus diikuti. Disiplin adalah Teman hidup Sukses, kebebasan yang terkendali ini sering juga dikenal dengan kebebasan yang terbimbing. Hal ini dikarenakan semua yang dilakukan maka konsekuensinya haruslah ia tanggung. Terbimbing dalam arti ini adalah diaksentualisasikan terutama dalam hal yang konstruktif. Sehingga apabila arah perilaku tersebut berbelok ke hal-hal yang desdruktif, maka dibimbing kembali ke arah tanggung jawab konstruktif.

“Kedisiplinan Teman Hidup yang Sempurna Menuju Kesuksesan”,
#day23

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *