Ofar menapaki lantai keramik menuju kamar mandi dengan berjinjit. Udara malam semakin dingin, Sepanjang sore hujan tak kunjung berhenti.

Dia mengigil kedinginan dan tiba-tiba teringat obrolan dengan Ummah, panggilan untuk Ibunya.

AOK (April-Oktober Kemarau) sedang OAH (Oktober-April Hujan)”, Ibu menceritakan pelajaran waktu masih duduk di bangku SMP. Perempuan dan anak lelaki tersebut santai bareng melihat hujan di teras sore tadi.

Mungkin aku kebanyakan makan kudapan, pikirnya. Sore tadi, Ofar menghabiskan kue pisang ambon dan segelas besar jus mangga. Sebelum waktu makan malam, segelas susu coklat dengan camilan gabin tape yang disediakan Ibunya pun dia tandaskan.

Kini Ofar, sudah merasa sangat mengantuk. Dia berjalan menuju kamar, lalu membaringkan tubuhnya. Sebenarnya, dia merasa ingin buang air kecil, tetapi kantuk membuatnya malas ke kamar mandi. Tak lama, suara dengkurnya sudah terdengar.

***

Ofar melepaskan celana dan bajunya yang lembab. Setelah disirama air dan dimasukkan ke dalam mesin cuci, ia berganti baju dan celana bersih. Ofar memutuskan kembali tidur karena masih mengantuk.

Ummah, bajuku basah terkena air pipis semalam”, jelasnya di ruang makan. Ibu mengernyitkan dahi, lalu mendekati Ofar.

Kamu sudah mulai besar, Ofar”.

Semalam, dingin Ummah”, balas Ofar.

***

Di sekolah, Ofar beberapa kali ke kamar mandi.

Handik, sudah apa belum? Gantian aku mau ke pipis!” seru Ofar pada temannya dari balik pintu.

Begitu pintu kamar mandi terbuka, dan Handik keluar, Ofar segera bergegas masuk. Ini sudah yang keempat kalinya dia bolak-balik untuk buang air kecil.

Udara beberapa hari ini terlalu dingin. Rasanya pingin ke belakang berkali-kali” gumam Ofar setelah keluar.

***

Ofar dan Hujan

 

ndung menggelayuti awan. Matahari tidak seterik biasanya. Ofar bersyukur dia tidak kehujanan seperti sebelumnya. Kemarin dia disambut hujan, mulai dari keluar gerbang sekolah, menunggu angkot hingga sampai di rumah. Dia rela berbasah kuyub di dalam mobil angkutan kota.

Kalau mau menunggu, seperti nya hujan akan lama”, bujuk Handik waktu itu pada Ofar sekaligus menyakinkan dirinya sendiri untuk menerabas hujan.

Lain kali, bawalah mantel di dalam tas, Ofar” ucap Ibunya siang itu melihat Ofar basah kuyup sepulang sekolah.

Meskipun malas membawanya karena merasa berat dan ribet, Ofar tetap mematuhi nasihat Ibunya. Mantel itu sekarang selalu di dalam tas Ofar.

Sesampai di rumah, gerimis mulai turun, Ofar menyentuh air tetesan hujan dari teras rumah.

Hi,,,hi dingin“, bisiknya.

Anak lelaki tersebut suka melihat hujan. Baginya, tetesan air dari langit seperti rangkaian mutiara.

Setelah puas bermain air hujan, dia segera mnengambil segelas jus mangga dan sepotong kue. Rasa kantuk menggelanyut. Ofar meringkuk hangat di kamar.

 

Trik Ummah Supaya Ofar Tidak Mengompol Lagi

Ummah, special sekali makan malam hari ini,” celetuk Babah panggilan untuk ayah Ofar.

Lelaki itu duduk di depan meja makan sambil mengambil kentang hangat dan sayur cah sawi.

Sepanjang sore Ofar menghabiskan waktu dengan mengerjakan tugas sekolah. Matanya melirik ke luar jendela, hujan masih belum reda.

Habiskan cah sawi dan kentangnya, Ofar,” ucap Ummah, ibunya.

Ofar menciduk sayur ke dalam piringnya. Ibunya memberi selembar kertas. Di sisi kiri berderet kegiatan sebelum tidur, sedangkan di sisi kanan terdapat kotak kecil untuk mencentang.

Gosok gigi, pipis, berdo’a,” pelan-pelan ia baca deretan table di lembaran yang diberikan Ibunya.

Ummah enggak sebegitu juga kali!” protes Ofar.

Ia merasa Ibunya terlalu berlebihan memberikan daftar tersebut kepada dirinya yang sudah duduk di kelas 6.

Lain kali, pipis dulu sebelum tidur, supaya tidak mengompol“ bisik ayahnya menggoda Ofar.

 

Oleh : Syamsiyah Nur
Editor : Ayu Ningtyas
Jumlah Kata : 531 (Judul & Isi)

#JoeraganArtikel
#eventcernak
#Day7

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *