puisi Jangan Biarkan Aku Seorang Diri
Sepi
Sunyi
Sendiri
Bisu
Hanya angin malam yang berbisik
Hanya angin malam yang menemaniku
Dingin malam ini
Tak ada gelak tawa
Tak ada sendau gurau
Tak ada rayuan menenangkan perajuk
Diam, diam semuanya
Tak ada kata, tak ada lagu
Hanya aku yang bisa merasakan semua ini
Hanya aku, ya hanya aku yang bisa merasakan semua ini
Tangisku dalam sunyi
Hembus nafasku dalam sepi
Yang hanya bisa aku dengar
Di manakah kamu?
Di manakah kamu yang selama ini berjanji setia menemaniku?
Yang berjanji sabar menanti aku?
Aku tak mau gelap segera datang
Aku tak mau malam segera tiba
Aku takut
Ya aku takut, aku takut kau hanya hadir dalam mimpiku
Hanya menemani dalam anganku
Tak kau ingatkah dirimu akan aku?
Tak inginkah kau menghangatkan hidupku?
Kau yang dulu datang dengan kehangatan
Kau yang setia mendengarkan keluh kesahku
Kau yang menenangkanku saat ku merajuk
Di manakah kau? Di mana?
Tawamu yang menghiburku, belaianmu yang menenangku
Tak pernah sedikit pun ku mampu melupakanmu
Namun apa artinya perkenalan selama ini
Apa artinya persahabatan ini
Apa artinya janji yang kau ucapkan padaku
Kini ku sendiri
Tak ada teman, tak ada sahabat
Hanya air mata yang menemaniku
Hanya bayang semu yang menghampiriku
Tak inginkah kau kembali padaku?
Tak inginkah kau kuatkanku seperti dulu lagi?
Tak inginkah kau duduk di sampingku?
Tak inginkah kau bercanda lagi denganku?
Ku termenung dalam diamku
Ku hitung detik demi detik
Akankah kau akan kembali?
Akankah kau akan menemaniku lagi?
Aku takut
Ya aku takut, aku takut bila aku seorang diri
Aku ingin kau selalu ada di sampingku
Menemaniku, memanjakan aku
Aku tak mau seorang diri di sini
Datanglah kau di sini
Datanglah kau menemani dalam hari-hariku
Dalam kesepian, dalam kesunyian, dalam kesendirian
Aku tak mau seorang diri di sini
Aku mau kau selalu menemaniku dalam hari-hariku
Dalam kesendirianku
Dalam kesepianku
Dalam kesunyianku