Resume Novel “Meniti di Atas Kabut”

Seri sandiwara langit (2), Meniti di Atas Kabut

Judul buku : Meniti di Atas Kabut
Penulis : Abu Umar Basyier
Tahun terbit : Juni 2010
Jumlah halaman: 276
ISBN : 9786029628142

 

Novel Meniti di Atas Kabut berisi tentang replika serta dinamika kehidupan seorang anak laki-laki bernama Abbas, dalam menemukan arti kebahagiaan yang hakiki.

Abbas, seorang anak bungsu. Hidup di tengah keluarga yang jauh dari nilai-nilai agama, minim romantisme, namun begitu menjunjung tinggi norma dan etika. Abbas tinggal di sebuah rumah mewah namun penuh dengan aturan. Bahkan di rumahnya, menambah nasi ketika sarapan pun tidak boleh.

Baca juga : 3 Tips Menahan Emosi Agar Tidak Berlebihan

“Menakar kebutuhan panganmu saja kamu tidak mampu, bagaimana kau bisa menakar kebutuhan hidupmu?” ujar ibu Abbas. Itulah omelan Ibu yang sudah biasa Abbas dengar acap kali dia ingin menambah nasi. Hal itu membuat Abbas tak jarang merasa iri, melihat anak-anak sebayanya tertawa bebas berlarian ke sana-ke mari. Mereka terlihat bahagia, walaupun hanya makan dengan remukan ikan asin yang sudah di campur menjadi satu dengan nasi. Pemandangan yang hanya bisa ia lihat dari balik gerbang besi rumahnya.

Ayah Abbas seorang pengusaha sukses. Pemilik beberapa toko kain di Jakarta. Tak heran jika kehidupan Abbas penuh dengan bergelimang harta. Ayahnyalah yang mengajarkan Abbas tentang disiplin, kerja keras, kejujuran, terus belajar, dan selalu berbuat baik kepada orang lain.

baca juga : Langkah Cerdas Menjadi Remaja Produktif

Kehilangan yang Beruntun

Sang ayah meninggal sebelum Abbas tamat SMA, disusul oleh kematian ibunya dua tahun kemudian. Saat itu Abbas masih duduk di bangku kuliah. Abbas pun ditimpa kesedihan yang teramat. Ia merasa belum pernah melakukan hal terbaik untuk keduanya.

Berawal dari ajakan teman kuliahnya untuk memperdalam agama, Abbas menyadari bahwa bekal ilmu agamanya masih nihil. Ia menyambut ajakan temannya dengan penuh antusias. Ia bertekad untuk mengabdikan sisa umurnya untuk Yang Mahakuasa.

Hingga suatu saat, suatu keajaiban terjadi. Seorang ustadz (yang darinya Abbas menimba ilmu) menawarkan seorang gadis lulusan pesantren untuk dipinang. Suatu hal yang mustahil bagi pemuda seperti Abbas, yang baru memulai langkahnya dalam menimba ilmu agama dengan masa mudanya nyaris kelam. Bahkan Bang Doni (kakak sulung Abbas) tidak mempercayai hal tersebut karena Abbas benar-benar bertolak belakang dengan gadis yang ditawarkan.

Pada akhirnya Abbas menerima tawaran tersebut. Dengan izin Allah, pernikahannya berjalan lancar. “Azizah”, seorang muslimah yang ia pinang. Gadis lugu, dengan wawasan ilmu agama yang lebih luas dari Abbas. Sebuah anugrah yang begitu besar baginya. Betapa bahagianya ia bisa menikahi gadis seperti Azizah.

Baca juga : 6 Macam Depresi yang Dapat Menyerang Remaja

Kehidupan Baru Abbas

Banyak problematika yang terjadi, selang beberapa bulan mereka menikah. Kendati berat, namun mereka bisa melewatinya bersama. Hingga akhirnya suatu hari Azizah terjatuh sakit karena kelelahan. Ia divonis mengidap penyakit hepatitis yang membuatnya terkapar di ranjang rumah sakit.

Sekitar dua pekan Azizah dirawat di rumah sakit, Alhamdulillah dokter mengizinkan untuk pulang. Dengan catatan Azizah harus benar-benar bedrest, tidak boleh beraktivitas.

Dua pekan di rumah, keadaan Azizah semakin membaik. Ia meminta izin kepada Abbas, untuk memulai aktivitasnya kembali bersama Abbas, awalnya Abbas menolak. Namun Azizah merayunya untuk bisa beraktivitas seperti sedia kala.

Karena jadwal kegiatan yang lumayan padat, untuk meringankan beban Azizah, semua aktivitas mengajarnya dialihkan ke rumah. Azizah kembali tumbang sebelum akhirnya ia di panggil ke rahmatullah. “Innaalillahi wa inna ilaihi raji’un”. Abbas kembali ditinggal oleh seseorang yang sangat ia cintai.

Novel karya Abu Umar Basyier ditulis dengan penuh khidmat. Kata-katanya mampu menawan hati para pembaca. Kisah nyata penuh drama dengan naskah yang begitu mengharukan. Membuat banyak pembaca menitikkan air mata.

Banyumas, 27 September 2020
Z. Hasna Majid

3 comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *