[Cerpen] Menjadi Tuan Rumah
Tagged Tags:

Selama daring pelajaran di sekolah yang biasanya bertatap muka, kini dilangsungkan dengan bantuan online lewat handphone. Rara dan adiknya Riki rela berganti buat belajar memakai handphone Bunda yang dipergunakan untuk jualan online.

“Jadi sementara jualan Bunda off dulu.” Jelas Bunda ketika itu.

Pagi ini, Bunda ke pasar awal hari. Semalam ada yang memesan baju buat acara ngundhuh mantu untuk disiapkan seminggu. Alhasil seminggu Bunda bakalan sibuk, tidak seperti biasanya menemani Rara dan Riki belajar di rumah.

 

Tamu dari Semarang


“Assalamu’alaikum…” Rara terkejut mendengar ketukan dari luar, biasanya ada tetangga yang mengirim kotak makanan hajatan, karena bulan-bulan ini di sekitar rumah banyak hajatan yang tidak memakai acara berkumpul dikarenakan pandemi. Jadi mereka saling berkirim nasi kotak sebagai wujud rasa syukur. Riki sudah berdiri di ambang pintu kamar Rara.

“Lho kotak makanannya mana dik?” Tanya Rara heran.

“Idiih… Kakak kok jadi mikirin makanan, di depan ada tamu.”

“Adik,  jangan sembarangan masukkan tamu sudah kenal belum sama orang yang bertamu tersebut?” Bisik Rara supaya tidak terdengar suaranya keluar kamar kepada adiknya yang baru duduk di kelas 2 tersebut.

“Ih… Kakak sudah lah, itu Paman Antok dan Bibi Lisa dari Semarang.” Rara dan Riki menemui serta mencium kedua tangan Paman dan Bibinya yang tidak lain adik dari Bunda mereka.

Setelah meminta keduanya beristirahat di sofa ruang tamu, Rara meminta adiknya membeli gula dan teh celup di tetangga sebelah yang berjualan sembako, sedang dirinya menyiapkan gelas, Bunda selalu menyiapkan termos berisi air panas. Belum lima menit, Riki sudah menenteng belanjaan.

“Kak, kata bulik Sri uangnya pas” Ucap Riki sembari memberikan belanjaan.

“Iya, terimakasih ya,  Dik, sekalian tolong beresin mainan mobil-mobilan adik di ruang tamu.” Riki paham, segera dibereskan mainan dan buku pelajaran yang tadi berserakan di meja dekat kursi tamu.

 

Menjamu Tamu

Tak berapa lama, Rara menyambut Paman dan Bibinya dengan minuman teh panas dan singkong keju dari kulkas yang sudah dipanaskan pakai teflon.

“Silahkan Paman dan Bibi dicicipi singkongnya”. “Ha… ha… ha pandai betul keponakan paman, cocok dengan hawa dingin Salatiga nih teh dan singkong kejunya”. Seloroh Paman ketika meminum teh buatan Rara.

“Iyya, dong siapa dulu bibinya”. Timpal Bibi Lisa tidak mau kalah.

“Rara duduk di kelas berapa sayang?”.

“Rara sekarang kelas 5 Bi”.

“Rara dan Riki setiap hari selalu sendiri, seperti ini?” Lanjut Bibi.

“Tidak Bibi kebetulan seminggu ini Bunda sedang mempersiapkan baju pesanan, biasanya Bunda di rumah menemani kita”. Jelas Rara.

“Aditya kenapa tidak ikut Paman?” Gantian Riki bertanya kepada Pamannya.

“Aditya dapat bagian PTM (Pertemuan Tatap Muka) seminggu ini, di sekolah jadi belum bisa ikut kemari, salam dari Aditya buat kalian berdua”. Balas paman sembari mencolek hidung Riki.

Mereka menemani Paman dan Bibinya sampai Bunda pulang dari pasar.

“Bunda bangga deh kalian berdua jadi Tuan rumah yang baik”. Puji Bunda.

Rara dan Riki senang dengan pujian Bunda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *