[Cerpen] Rumah Boneka Ais

 

Sebuah toko mainan di dekat rumah Ais selalu ramai dikunjungi pembeli. Lokasinya strategis, berada di pinggir jalan, dan di antara beberapa taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Toko tersebut menyediakan aneka mainan untuk anak perempuan dan laki-laki dari berbagai usia.

 

Toko itu bercat kuning. Dindingnya berhias lukisan mainan. Pajangan mainan di etalasenya selalu menarik perhatian pejalan kaki yang melewati toko tersebut, tak terkecuali Ais.

 

Siang itu, seperti biasa Ibu menjemput Ais dan Azis sekolah. Mereka bertiga berjalan kaki, karena jarak antara sekolah dan rumah tidak jauh. Sepanjang perjalanan Ais bercerita pada ibu tentang kegiatannya di sekolah, termasuk bercerita tentang teman-temannya. Sedangkan Azis berjalan di belakang Ais dan Ibu.

 

Saat melewati toko mainan, Ais melihat ada sebuah mainan baru dipajang di dekat etalase toko. Ais berhenti di depannya, lalu mengamati mainan berwarna merah muda, beratap cokelat, dan berjendela kuning itu.

 

“Ada apa Ais?” tanya ibu yang melihat Ais terdiam melihat ke dalam toko mainan.

 

“Rumah boneka itu bagus, kan, Bu?” tanya Ais dengan mata berbinar. 

Ibu hanya mengangguk dan tersenyum.

 

“Ais ingin mempunyai rumah boneka seperti itu. Tapi, harganya pasti mahal, kan, Bu?” tanya Ais dengan wajah mengiba.

 

“Iya, Ais, harganya pasti mahal,” jawab Ibu meyakinkan.

 

“Ais ingin mainan seperti itu?” tanya Azis yang dijawab anggukan.

 

“Kita bisa membuat sendiri, kok,” kata Azis.

 

“Bagaimana caranya, Kak?” tanya Ais penasaran.

 

“Kita bisa menggunakan kardus bekas yang ada di gudang, terus kita tempel kertas krep atau kertas lain untuk dindingnya. Bisa juga menggunakan cat air dan crayon untuk menghiasnya. Bagaimana?” tutur Azis meyakinkan.

 

“Wah! Ide bagus, tuh, Kak. Kak Azis memang kreatif!” Ibu memuji sambil mengelus kepala Azis.

 

“Bagaimana, Dik Ais? Keren, lo, usulan Kakak.” Ibu bertanya kepada Ais.

 

Ais berpikir sesaat. 

“Boleh. Ais masih masih punya beberapa kertas sisa prakarya,” katanya.

 

Sepanjang perjalanan pulang, mereka bertiga asyik membicarakan rencana membuat rumah boneka.

 

***

   

Sore itu Ais dan Azis menyiapkan bahan dan peralatan untuk membuat rumah boneka. Ada kardus bekas tempat sepatu, cat air, krayon, kertas lipat, kertas Manila, lem, dan perekat. Ibu ikut membantu mereka. 

Azis menyekat kardus sepatu menjadi dua bagian yang sama besar. Mereka juga membuat meja dan kursi dari kertas manila, lalu menempelkan ke rumah boneka.

 

Setelah itu, Azis dan Ais asyik menghias rumah boneka mereka. Ais puas melihat hasilnya.

“Ternyata, asyik juga membuat mainan bersama saudara. Tidak perlu membeli baru. Bahan yang ada di sekitar kita pun dapat dimanfaatkan. Terima kasih ya, Kak.” Ais berterima kasih kepada kakaknya.

Tidak perlu membeli mainan yang mahal, dari bahan yang ada di sekitar kita pun dapat dimanfaatkan.

 

Kurator : Saheeda Noor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *