[Cerpen] Kenapa Kita Harus Salat?

 

Allahu Akbar … Allahu Akbar

Terdengar suara azan yang menunjukkan telah tiba saatnya salat asar. Ummi yang sedang melipat baju segera menghentikan aktivitasnya.

“Kak Aisyah, yuk shalat dulu, ” Ajak Ummi kepada anak perempuannya.

Gadis berumur 7 tahun yang sedang asyik bermain boneka itu pun menoleh dan berdiri. Diikutinya langkah Ummi untuk mengambil wudu. Ummi dan Aisyah kemudian melakukan salat asar berjamaah.

Selesai shalat ….

“Eh Kak, Mas Abdan kemana ya? Kok dari tadi nggak kelihatan? ” Tanya Ummi mencari anak laki-lakinya yang berumur 10 tahun.

“Biasalah Umm, palingan mas Abdan lagi main kelereng bareng teman-temannya, ” Jawab Aisyah.

“Ya udah, Ummi cari dulu ya, Kak.”

[Cerpen] Abi

 

Selang beberapa saat kemudian ….

“Iiiih, aku kan lagi asyik main, Mi … kok disuruh salat, ” gerutu Abdan dengan muka yang terlihat cemberut. Ummi berhasil menemukannya di sanggar kecil sedang ramai bermain kelereng bersama teman-temannya.

“Ya, karena sudah waktunya salat dong, Mas Abdan. Kita harus belajar untuk salat tepat waktu,” kata Ummi.

Sambil bersungut-sungut Abdan pun segera salat. Selesai salat dilihatnya Ummi sedang mengambil sesuatu. Abdan jadi penasaran. Lalu didekatilah Umminya. Ternyata, Ummi sedang memegang dua gelas es krim yang terlihat enak.

“Wah, aku mau es krimnya Ummi” kata Abdan dengan nada sangat antusias. Mendengar kata es krim Aisyah yang sedari tadi asyik dengan bonekanya pun langsung beranjak dan turut mendekat ke Ummi.

“Aku juga mau, dong” pinta Aisyah

Ummi tersenyum dan mengajak keduanya untuk duduk dan makan es krim. Keduanya terlihat asyik menikmati es krimnya.

“Enak ya, es krimnya?” tanya Ummi.

“Enak sekali, Ummi. Aku pengen lagi nanti kalo dah habis he he,” kata Abdan.

“Boleeeeh, tapi kalian harus dengerin apa kata Ummi, ya!” pinta Ummi lebih lanjut.

Keduanya mengangguk sambil tetap menyendok es krim dan memasukkannya ke mulut dengan lahap.

“Tadi Ummi lihat, lo, gimana mas Abdan salat. Ogah-ogahan bahkan sebel ketika diajak salat tepat waktu. Salatnya juga masih buru-buru pengen cepat selesai,” kata Ummi.

“Habisnya Abdan ‘kan lagi asyik mainnya, Ummi. Salat ‘kan bisa nanti,” jawab Abdan.
,
“Iya, Ummi ngerti kalo mas Abdan lagi main. Tapi … kalau sudah dengar azan harus; segera salat. Kita nggak boleh menunda-nunda. Kenapa kita harus shalat? Hayo siapa bisa jawab?” Ummi balik bertanya kepada Abdan dan Aisyah.

Abdan dan Aisyah saling pandang dan tersenyum kecil.
“Karena salat itu perintah Allah,” jawab Abdan kemudian.

“Karena kita orang Islam,” Aisyah turut menjawab.

“Betul sekali. Ternyata anak-anak Ummi pinter semua,” Ummi memeluk keduanya.

“Selain itu, salat itu sebagai tanda rasa terima kasih kita kepada Allah. Kita sudah diberi mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, mulut untuk berbicara, dan banyak lagi nikmat yang tak bisa kita hitung.”

“Termasuk bisa merasakan enaknya rasa es krim ini juga. Coba kalo mulutnya lagi sakit, enak nggak, makan es krimnya?” tanya Ummi lagi.

“Nggak enak, Ummi” jawab keduanya.

“Nah, kalau begitu sudah sepatutnya kita untuk berterima kasih sama Allah, ya,” kata Ummi sambil tersenyum dan menghapus es krim yang menempel di pipi Aisyah.

“Oke siap, Ummi. Aku akan belajar untuk salat tepat waktu dan lebih baik lagi,” janji Abdan.

“Aku juga ikutan dong,” kata Aisyah nggak mau kalah.

“Tapi boleh, ya, Ummi, habis ini aku minta es krim lagi. Habisnya, enak sih,” pinta Abdan.

“Huuuu … dasar Mas Abdan doyan aja, tuh,” Aisyah menimpali.

“Halah … kamu pasti juga mau lagi ‘kan?” Abdan balik nanya Aisyah.

“Ayo jangan ribut lagi, semua akan dapet es krim lagi, kok,” kata Ummi menenangkan keduanya.

“Horeee … horeee!” sorak keduanya.

 

Editor : Purwani Wijayanti

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *