[Cerpen] Kotak  Pensil Impian

Kotak Pensil Impian



Hana cemberut. Wajahnya merengut. Kenapa, sih, Bunda tidak mengijinkannya mengganti tempat pensil seperti punya Nana? Dia sudah ingin sekali mengganti tempat pensil lamanya dengan yang baru.

Tempat pensil itu bagus ada tombol-tombolnya. Unik deh, kalau dipencet tempat penghapus akan menyembul keluar. Ada juga peraut pensilnya. Ah, Bunda kenapa ya enggak boleh?

[Cerpen] Gajian di Sekolah

 



***

Siang itu, Hana dan teman-teman sekelasnya usai mengikuti pelajaran matematika.
“Duh, kepalaku pusing! Susah ya soal tes tadi,” kata Nana mengeluh.

“Iya,” jawab Hana.

Lagi-lagi matanya melirik ke kotak pensil milik Nana. Aih, bagusnya. Tangannya perlahan terulur dan mengelus kotak pensil itu.

“Kotak pensil punya Hana kan masih bagus. Nanti ya, sabar! Kenapa harus diganti kalau masih bagus?” tanya bunda.
Iya sih, kotak pensil kepunyaannya memang masih bagus dan belum waktunya diganti, tapi modelnya sudah ketinggalan. Dia ingin yang model baru seperti kepunyaan Nana.

“ Kenapa cemberut, Han? Udahlah, jangan terlalu sedih dengan tes tadi. Nanti kita belajar lagi,” bujuk Nana.

“Aku pengin punya kotak pensil seperti milik Nana, tapi kata Bunda enggak boleh. Katanya kotak pensil punyaku masih bagus,” Nana melihat kotak pensil bermagnet kepunyaan Hana.

Kotak itu memang masih tampak bagus walaupun sudah lama dimiliki Hana.

“Ehm, aku dapat kotak pensil ini waktu kenaikan kelas, Han. Kata Mama, ini hadiah karena nilaiku bagus,” cerita Nana.

“Oh, begitu? Kalau nilaiku bagus mungkin Bunda juga mau memberiku hadiah, ya?” tanyanya. Nana mengangguk mengiakan.

“Coba saja! Tapi jangan terlalu berharap. Kalau nilai kita bagus kan yang senang kita juga,” ujar Nana. Hana mengangguk-angguk mendengar kata-kata Nana.

Hana akan berusaha belajar dengan lebih baik. Ya, siapa tahu Bunda akan memberikan hadiah terbaik kalau dia juara. Senyum Hana menghiasi bibirnya. Dia tak akan cemberut dan marah-marah lagi.

 



****

Kejutan dari bu Vina



Hari kenaikan kelas tiba. Bu Vina berdiri di depan kelas membagikan rapor siswa. Hana menunggu penuh harap. Jantungnya berdetak dag dig dug . Dadanya terasa Deg-degan menunggu rapor dibagikan.

“Hana!” panggil Bu Vina. Hana melangkah ke depan dengan ragu. Ia sudah belajar keras, supaya mendapatkan nilai yang bagus.

“Untuk kali ini Hana menjadi juara kedua,” ucap Bu Vina dengan bangga. Suara tepuk tangan terdengar bergema. Hana merasa tidak percaya mendapat peringkat kedua di kelas.

Selain membagikan rapor, Bu Vina juga memberikan sebuah hadiah atas prestasinya. Hana senang sekali. Alhamdulillah, usahanya untuk giat belajar ternyata membuahkan hasil.

***

“Kotak pensil seperti punya Nana?” Hana berteriak kegirangan ketika membuka hadiah dari Bu Vina. Ia senang sekali. Tanpa perlu merengek pada Bunda ia bisa mendapatkan kotak pensil impiannya. Dapat memperoleh apa yang kita impikan dengan usaha sendiri, ternyata jauh lebih menyenangkan dan membahagiakan. Hana memeluk Nana sahabatnya, dengan gembira.

@@@

#joeraganartikel
#Eventcernak
#day1

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *