[Cerpen] Susi dan Susu

Susi dan susu

“Ayo Susi minum susumu”, suara mama bergema di ruang makan dan seperti biasanya, Susi akan segera berlari ke dalam kamarnya dan bersembunyi.

Dan seperti biasanya mama akan membujuk Susi untuk meminum susunya selama beberapa menit, barulah ia mau meminum susunya.

Gadis kecil berusia 5 tahun ini sejak melihat sapi diperah susunya di peternakan sapi dekat rumah Oma saat liburan yang lalu, menolak untuk meminum susunya. Bersusah payah mama membujuk Susi untuk kembali semangat meminum susu.

Saat malam tiba, giliran papa yang akan mendongeng sebelum Susi tidur. Mama dan papa biasanya mendongeng untuk Susi, anak tunggal mereka, bergantian setiap malamnya.



 

“Pada suatu hari, ibu sapi senang sekali semua susunya sudah diperah oleh pak Parman”, papa memulai ceritanya.

Susi mendengarkan seksama ia ingin menyela cerita papanya tapi tak jadi ia lakukan karena Susi pun penasaran kelanjutan dongeng papanya.

“Susu ibu sapi sangat banyak, sehingga pak Parman merasa gembira, ia senang karena berarti pendapatan yang didapat dari menjual sapi akan banyak”

“Pak Parman amat sayang dengan ibu sapi, ia memberikan pakan ternak yang terbaik, ia memandikan setiap hari, selalu memeriksa kesehatan ibu sapi”

“Susu ibu sapi sangat baik untuk anak-anak, karena mengandung kalsium yang baik untuk tulang anak”

“Jadi anak yang selalu minum susu, tulangnya, giginya akan kuat dan tidak mudah keropos”

Papa bercerita sambil menunjuk gambar ibu sapi.

[Cerbung] Siapa yang Membakar Sampah?

 

 

Susi bertanya kepada papa, “Seperti apa pa, tulang dan gigi yang keropos?”

Papa menjelaskan bagaimana tulang dan gigi keropos melalui gambar yang ada di buku cerita itu.

Susi merasa ngeri bila tulang dan giginya keropos seperti gambar yang ditunjukkan papa, tulang dan gigi hancur menjadi serpihan putih.

“Papa, apakah tulang dan gigi Susi akan hancur seperti itu kalau Susi tidak mau minum susu?”, tanya Susi.

Papa mengangguk.

“Tapi Susi kasihan ibu sapi diambil susunya, ibu sapi pasti kesakitan, Pa”, kata Susi

“Tentu tidak Susi, ibu sapi tidak kesakitan sama sekali kalau diambil susunya, malah ibu sapi merasa gembira karena berarti tubuhnya sehat bisa memproduksi susu yang banyak”, jawab papa.

Susi terdiam sambil memandang papa, sembari memegang giginya, lalu memegang tulang di tangannya.

“Susi tidak mau tulang dan gigi Susi keropos, nanti Susi susah kalau harus mengigit daging ayam”, ucap Susi dengan tatap mata yang khawatir.

Nyaris saja papa tergelak melihat gadis kecilnya ketakutan.

“Besok Susi akan minum susu, Susi ingin tulang dan gigi Susi kuat, papa”, lanjut Susi sembari memeluk papa.

Keesokan harinya, mama heran Susi langsung meneguk susu di gelasnya saat sarapan, Susi tidak lagi berlari ke kamarnya dan bersembunyi.

Mama lega, Susi segera beranjak akan pergi ketika Muna, tetangganya memanggilnya untuk menggambar bersama.

“Mama, Susi mau menggambar bersama Muna ya” ucap Susi sembari mencium tangan mama.

Mama tersenyum dengan senyumnya yang teramat cantik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *