[ Cerpen ] Milda Anak yang Baik Hati
Tagged Tags:

Milda Anak yang Baik Hati

 

Teman-teman Milda berlarian menghampiri Riri. Setiap istirahat mereka pasti saling berebut untuk mendapat perhatian Riri. Entah kenapa Riri sangat disukai. Sedangkan Milda hampir tidak pernah disapa. Sepertinya tidak ada yang tahu kalau dirinya ada di sekolah.

“Wow ini indah sekali!” seru teman Milda sambil mengagumi dompet kecil milik Riri.

Riri tersenyum, “Ini oleh-oleh dari Paman kemarin,” ucapnya merendah.

“Harganya pasti mahal!” seru teman yang lain.

Riri menggeleng, “Nggak juga. Kata Paman ini hadiah dari temannya yang pengrajin dompet kulit.”

Milda memperhatikan Riri selalu merendah dan tidak sombong dengan apa yang dimilikinya. Padahal semua teman tahu kalau Riri sering ke luar negeri. Tapi kenapa semua teman menyukainya? Padahal Milda juga sering memberi hadiah agar banyak teman yang suka padanya.

“Membeli teman itu salah, Sayang,” ucap ibu setelah mendengar keluhan Riri.

“Maksud, Ibu?”

“Iya itu … Kamu memberi hadiah permen agar teman-teman suka padamu. Betul bukan?”

“Eh, i-itu … sebenarnya bukan begitu maksudku, Buuu ….”

Wajah Milda Memerah. Ia sadar sekarang. Riri disukai teman-teman karena jadi dirinya sendiri. Ia tidak menyombongkan diri atau mencoba menarik perhatian orang lain.

“Jadi sekarang Milda harus gimana, Bu?”

“Apa yang kamu sukai dari dirimu sendiri?”

“Aku sangat suka kebersihan!” seru Milda, “Aku juga suka menolong!”

“Nah, kalau begitu, jadilah Milda yang Baik Hati. Suka menolong, dan juga suka kebersihan.”

Milda langsung memeluk ibu erat-erat. Mulai hari ini Milda berjanji untuk jadi dirinya sendiri.

Milda Ingin Menjadi Diri Sendiri

Keesokan harinya Milda benar-benar melakukan janjinya sendiri. Ia menyisir dan mengepang rambut dengan rapi. Tidak lupa memakai pita dengan bunga mungil di rambutnya. Kuku jarinya juga ia potong dengan rapi. Dibantu ibu tentunya. Milda terlihat cantik dan menyenangkan sekarang.

Di sekolah juga ia tidak lagi memberi hadiah-hadiah agar disukai. Milda sekarang menggantinya dengan banyak menolong teman yang kesulitan. Karena sering menolong, teman-teman jadi sering mencarinya sekarang.

“Milda mana, yah? Kepang rambutku berantakan, nih.”

“Aduuh … Milda mana? Aku tidak bisa menyampul buku sendirian.”

Hampir tiap hari Milda dicari untuk diminta pertolongan. Semua teman menyukai Milda karena selalu ramah dan rapi. Ia jadi terlihat cantik juga menyenangkan. Ditambah lagi ia sangat rajin menolong teman-teman. Hingga suatu hari ada kejadian yang mengejutkan Milda.

“Halo, Milda,” sapa Riri.

Milda terkejut karena Riri tiba-tiba muncul di hadapannya. “Eh, i-iya, halo juga.”

“Datang yah nanti ke ulang tahunku,” ucap Riri sambil menyodorkan kartu undangan.

Milda melongo. Riri mengundangnya? Riri yang terkenal mengundangnya ke pesta ulang tahun? Milda hanya sanggup tersenyum sambil mengangguk pelan.

“Ibuuu … lihat aku diundang Riri ke ulang tahunnyaa …!”

Milda berjingkrak-jingkrak di depan ibu. Ibu tertawa-tawa melihat kelakuan Milda. Ia senang karena sekarang Milda sudah banyak teman. Senang juga karena Milda sudah paham kalau teman itu tidak bisa dibeli.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *