[Cerbung] Nenek, Maafkan Nina (Bagian 3)

Nek, Nenek dimana?

Nina mengajak Putri dan Lena untuk segera pulang. Setelah berpamitan, ketiganya berpisah di depan sekolah. Nina mengayun langkahnya lebih cepat. Hampir satu jam, Nina terlambat pulang. Itu tandanya akan ada omelan dari Nenek. Akan tetapi, Nina sudah berjanji untuk tidak membencinya. Tak berapa lama, Nina sampai di depan pintu rumahnya.

“Assalamualaikum, Bunda, Nenek. Maaf, Nina terlambat pulang!” kata Nina dengan ceria.

Sepi, tak ada jawaban dari dalam rumah.

“Bunda, Nenek, kenapa tidak menjawab salam Nina,” kata Nina lagi.

Nina bergegas ke kamar Nenek, tetapi kamarnya kosong. Nina berjalan ke dapur, disana tak ada siapapun.



 

“Nek, Nenek dimana!” panggil Nina.

“Nenek sudah pulang satu jam yang lalu, diantar Ayah sama Bunda. Kamu sih, pulangnya terlambat,” kata Kak Dimas mengagetkan.

“Kenapa Nenek tidak cerita kalau hari ini akan pulang?” tanya Nina.

“Mana Kakak tahu, ini ada titipan dari Nenek, tapi sebelum dibuka, harus cuci tangan, dan ganti baju dulu, terus makan, itu pesan Nenek!” jawab Kak Dimas sambil memberikan bungkusan kotak besar.

Nina buru-buru ingin membukanya.

“Eiitts, ingat pesan Nenek, harus apa?” Goda Kak Dimas.

Setelah cuci tangan, ganti baju, dan makan, Nina segera membuka kotak itu. Ia sangat terkejut melihat isinya. Sepasang sepatu balet yang di impikan selama ini, ada di depan matanya. Nina tak kuasa menahan air matanya.

Benar kata Bu Guru, kalau selama ini Nenek sangat menyayanginya. Dipeluknya sepatu balet itu erat-erat. Terima kasih, Nek, sepatu ini akan Nina pakai saat lomba nanti, batinnya.

[Cerbung] Nenek, Maafkan Nina

 

Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 19.00 wib, tetapi Ayah dan Bunda belum juga pulang. Nina makan malam ditemani Kak Dimas.

“Kak, kenapa Nenek pulangnya mendadak, ya?” tanya Nina penasaran.

“Mungkin marah sama kamu.”

Nina cemberut mendengar jawaban Kak Dimas.

“Mungkin Nenek tahu kalau kamu tidak suka Nenek tinggal di sini. Apalagi kamu suka marah-marah kalau dikasih tahu,” jawab Kak Dimas lagi.

“Nina sayang sama Nenek, tetapi cara Nenek menjaga Nina terlalu berlebihan. Nina jadi merasa tidak bebas,” keluh Nina.

“Begitulah Nenek, jangankan kamu, Kakak yang sudah segede ini, setahun lagi mau kuliah, masih di jagain, diperhatiin, tidak boleh terlambat makan. Harus ini, harus itu, tetapi Kak Dimas tetap menurut untuk menjaga perasaan Nenek. Itu bukti cinta Nenek ke cucunya,”

Nina tak bisa berkata apa-apa.

“Sudahlah, besok Nenek juga akan datang ke sini lagi. Jangan sedih,” kata Kak Dimas sambil mengacak rambut Nina.

Nina mengangguk dan masuk ke kamarnya.

Bersambung..

Oleh: Yunita Soekandar

Editor: Ira Mutiara

#JoeraganArtikel
#EventCernak
#Day03

[ Cerbung] Nenek, Maafkan Nina (Bagian 2)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *